Politisi Ruhut Sitompul tertawa termehek-mehek mendengar adanya tawaran Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab kepada pemerintah untuk memilih antara rekonsiliasi atau revolusi.
"Aku tertawa termehek-mehek. Siapa dia mau rekonsiliasi dengan pemerintahan? dia siapa? Pengikut dia berapa, anggota ormas dia berapa? Gembar-gembor mau lawan pemerintah resmi, memangnya dia siapa," kata Ruhut kepada Netralnews.com, Minggu (18/6/2017).
Menurut juru bicara Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok - Djarot Saiful Hidayat di Pilkada DKI 2017 lalu ini mengungkapkan, masyarakat tidak perlu gusar dengan ancaman Habib Rizieq karena TNI dan Polri pastinya sudah memiliki langkah-langkah tegas jika terhadap pihak-pihak yang ingin mengacaukan bangsa ini.
"Pemerintah melalui TNI dan Polri sudah memiliki langkah-langkah buat dia, tenang saja, nggak usah khawatir. Mau pendukung siapa didukung siapa, nggak ada urusan," ujar Ruhut.
"Dia sudah tinggal menunggu waktu saja. Kalau mau ribut-ribut, ribut saja, kalau dia tetap di luar, EGP, emang gue pikirin," tandas mantan petinggi Partai Demokrat itu.
Salah satu niat Habib Rizieq melakukan revolusi jika tawaran rekonsiliasi ditolak adalah soal adanya kriminalisasi ulama dan aktivis, juga dibantah Ruhut.
"Nggak ada itu. Pemerintah nggak mungkin melakukan itu (kriminalisasi ulama dan aktivis). Jangan dia bersembunyi di balik itu," papar mantan anggota DPR tersebut.
Sebelumnya Habib Rizieq lewat sambungan telepon dari Arab Saudi dalam sebuah acara diskusi menginginkan, agar beberapa tokoh yang berada di pihak dia, mengatur format yang tepat untuk diadakannya rekonsiliasi dengan pemerintah.
Namun demikian ditegaskan Habib Rizieq, jika tawaran rekonsiliasi ditolak pemerintah dan masih ada ulama yang dikriminalisasi, kebebasan Hak Asasi Manusia para aktivis diberangus, rakyat jelata terus menerus dipersulit dan Islam di marginalkan, maka dia bertekad melakukan revolusi.
"Akan tetapi jika rekonsiliasi itu gagal, kalau rekonsiliasi itu tetap ditolak oleh pihak seberang sana, maka tidak ada kata lain yang harus kita lakukan kecuali lawan. Jadi sekarang pilihannya ada di hadapan pemerintah, terserah pemerintah, mau rekonsiliasi atau revolusi...?!" tegas Habib Rizieq, Jumat (16/6/2017).