Penetapan tersangka terhadap Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab bahkan memasukannya ke daftar pencarian orang ( DPO) di kasus chat WhatsApp berkonten pornografi, oleh sejumlah pihak dianggap terlalu berlebihan, dipaksakan, bahkan mereka menuding ada rekayasa untuk mengkriminalisasi Habib Rizieq.
Menanggapi hal tersebut, politisi Ruhut Sitompul mengatakan, kasus yang menjerat Habib Rizieq dan Firza Husein hanyalah kasus moral, namun jangan hanya berkutat di kasus itu dan menganggap Habib Rizieq diperlakukan tidak adil, sebab masih banyak kasus lain yang menanti.
"Bagi saya Habib Rizieq itu bukan masalah Firza saja. Banyak kasus dia. Kalau masalah Firza itu masalah moral saja. Jadi jangan hanya berlindung di masalah Firza. Banyak masalah dia yang sedang menanti," kata Ruhut kepada Netralnews.com, Jumat (9/6/2017).
Seperti diketahui, Habib Rizieq kini menjadi tersangka atas dua kasus, yakni kasus dugaan penghinaan terhadap Pancasila yang ditangani Polda Jawa Barat dan kasus chat WhatsApp berkonten pornografi bersama Firza Husein.
Habib Rizieq juga dipolisikan oleh Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) atas ceramahnya di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, pada Minggu (25/12/2016), yang diduga telah melakukan penistaan agama.
Selanjutnya, Kelompok Solidaritas Merah Putih dan Jaringan Intelektual Muda Anti-Fitnah (JIMAF) melaporkan Rizieq karena mengeluarkan ujaran kebencian (hate speech) dengan menyatakan ada gambar palu arit di uang rupiah.
Ada juga dugaan ujaran kebencian yang dilakukan Habib Rizieq, lantaran menyebut Kapolda Metro Jaya Mochamad Iriawan 'berpangkat jenderal berotak hansip'. Pernyataan Habib Rizieq ini langsung dilaporkan oleh seorang hansip bernama Eddy Soetono (62).
Kemudian Pendeta Max Evert Ibrahim Tangkudung asal Minahasa, Manado, Sulawesi Utara, juga melaporkan Habib Rizieq Shihab ke Polda Metro Jaya, pada akhir Januari 2017 lalu, karena diduga mengeluarkan ancaman membunuh pendeta-pendeta. Ancaman pembunuhan yang dilontarkan Habib Rizieq ketika berorasi pada acara FPI, 2016 lalu.
Selain itu masih banyak laporan terhadap penerima gelar "Man of the Years 2016" dari Muslim Tionghoa Indonesia (MUSTI) pimpinan Jusuf Hamka dan Komunitas Tionghoa Antikorupsi (Komtak) pimpinan Lieus Sungkharisma itu.
Reporter : Adiel Manafe
Editor : Y.C Kurniantoro