Mahasiswa Amerika Serikat (AS) Otto Warmbier yang dibebaskan Korea Utara (Korut) dalam keadaan koma, akhirnya meninggal dunia. Warmbier yang berusia 22 tahun ini mengembuskan napas terakhir setelah dinyatakan menderita kerusakan otak parah.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Selasa (20/6/2017), Warmbier dipulangkan ke kampung halamannya di Ohio, AS, sepekan lalu setelah Korut bersedia melepaskannya. Warmbier divonis 15 tahun kerja paksa setelah dituding mencuri slogan propaganda dari hotel tempatnya menginap di Korut, awal tahun lalu.
Begitu tiba di Ohio, Warmbier langsung mendapatkan perawatan intensif di UC Health University of Cincinnati Medical Center. Tim dokter yang merawatnya menyatakan Warmbier 'kehilangan jaringan otak secara luas pada seluruh bagian otaknya'. Dia menghembuskan napas terakhir pada Senin (19/6) waktu setempat.
"Sangat disayangkan, perlakuan sarat penyiksaan dan mengerikan yang diterima putra kami dari Korea Utara memastikan tidak ada akhir lainnya yang mungkin terjadi, selain akhir menyedihkan yang kami alami hari ini," demikian pernyataan pihak keluarga Warmbier.
Penyebab meninggalkan Warmbier tidak dijelaskan lebih lanjut oleh keluarga.
Namun diketahui dia jatuh koma sejak Maret 2016, setelah menjalani sidang dan divonis 15 tahun kerja paksa di Korut. Hasil pemeriksaan tim dokter menyebut Warmbier tidak menunjukkan isyarat memahami kata-kata, tidak mampu merespons instruksi verbal dan tidak menyadari situasi sekelilingnya.
Penyebab koma Warmbier tidak diketahui secara jelas. Otoritas AS meminta Korut untuk menjelaskan hal itu secara transparan. Dalam penjelasannya, Korut menyebut Warmbier mengalami botulisme, keracunan makanan yang dipicu bakteri clostridium botulinum. Namun tim dokter menyangkalnya, dengan menegaskan bahwa hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada gejala botulisme dalam sistem tubuh Warmbier.
Dalam pernyataannya, pihak keluarga menyatakan, Warmbier awalnya terlihat sedih dan menderita saat pertama tiba di AS. Namun, lanjut pernyataan pihak keluarga, Warmbier meninggal dalam damai.
"Saat Otto pulang ke Cincinnati pada 13 Juni, malam hari, dia tidak bisa berbicara, tidak bisa melihat dan tidak bisa bereaksi pada instruksi verbal. Dia terlihat sangat tidak nyaman -- hampir menderita. Meskipun kita tidak akan pernah bisa mendengar suaranya lagi, dalam hitungan hari raut wajahnya berubah -- dia sudah tenang. Dia ada di rumah dan kami yakin dia bisa merasakan itu," demikian pernyataan keluarga Warmbier.
Belum ada komentar dari Korut terkait meninggalnya Warmbier ini.
(nvc/dnu)