Soal Kutuk Jokowi, Eva Sundari: Permadi Jangan Sok Taulah

Eva Kusuma Sundari, politikus PDI Perjuangan, menyatakan Permadi jangan sok mewakili Tuhan lah. Permadi perlu menggali alasan di balik pernyataan Presiden Jokowi tentang Saya Indonesia Saya Pancasila (SISP).

"Jadi, jangan sok tahu atau mengaku mewakili Tuhan lah," kritik mantan Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan kini Anggota Komisi XI DPR, Eva Kusuma Sundari kepada Netralnews.com, Sabtu (10/6/2017) menanggapi Permadi sebelumnya.

Permadi, seorang aktivis, peramal dan politisi yang bernama lengkap Kangjeng Raden Tumenggung (KRT) Permadi Satrio Wiwoho, mengunggah sebuah video berdurasi pendek.

Dalam video tersebut Permadi mengkritisi ungkapan Presiden Jokowi terkait slogan yang diluncurkan saat Perayaan Hari Lahir Panjacila 1 Juni yang diperingati Kamis (1/6/2017) di halaman Gedung Pancasila, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.

"Saya Indonesia, Saya Pancasila" demikian slogan Presiden. Menurut Permadi ucapan Presiden Jokowi itu bakal mendapatkan kutukan Tuhan.

Eva mengatakan, "Urusan perilaku itu urusan sesama manusia. Tapi, soal urusan Neraka - Sorga (kutukan) itu rahasia Tuhan. Tapi, Tuhan mengutuk Fir'aun karena tak mengaku Tuhan."

Lanjut Eva ini soal politik kewarganegaraan. Nah, untuk menjawab persoalan bangsa yang sedang di ambang bahaya karena sebagian warga negaranya tidak mengindahkan Pancasila sebagai Dasar Negara.

"Kampanye Saya Indonesia Saya Pancasila (SISP) adalah bagian darin nation and character building, membangun nasionalisme. Tidak ada yang salah karena kata Ketua PBNU, belum sempurna keislaman warga negara tanpa nasionalisme," jelas dewan Kaukus Politik Perempuan Jawa Timur, yang akrab disapa Eva itu.

Eva menegaskan, komitmen terhadap Pancasila adalah komitmen personal/pribadi.

"Sehingga kelak, tidak ada lagi HTI yang menjadi WNI tapi menolak Pancasila, NKRI, maupun kebhinekaan dan nasionalisme. Negara makin kuat karena warganegara yang nasionalisme nya kuat," kata Eva

Reporter : Dominikus Lewuk
Editor : Hila Japi

Related Posts :