Ngeri, Tubuh Saliman Terpental 10 Meter Usai Tersambar KA Maharani, Begini Kondisinya

Bambang (60) samar-samar mendengar suara benturan, saat kereta api melintas di sekitar rumah, Bugen, Genuk, Kamis (29/6/2017) siang.

Dia semula mengacuhkan suara tersebut.

Perhatian pria berkumis tebal itu sedang dipusatkan ke sang cucu.

"Saya lagi ngemong putu (momong cucu), sekitar jam 10 tadi. Setelah kereta lewat, saya dengar teriakan wanita, tolong-tolong, begitu," ujar Bambang.

Si cucu pun ia tinggal di rumah. Bambang bergegas lari ke sumber suara wanita itu.

Dari seberang rel kereta, sekitar jarak 20 meter, Bambang melihat ada wanita dan dua pria di pinggir rel.

"Saya dekati, ternyata Pak Man (Saliman) tersambar kereta. Saya kenal dia. Warga Bugen Kidul itu," imbuh Bambang.

Bambang menuturkan posisi Saliman (55) telungkup di antara semak. Kepala dan tangan berdarah.

Sedangkan istri Saliman, Sunarni (51) hanya menangis.

"Dua pria tadi bilang Pak Man masih hidup. Saya inisiatif mencegat mobil untuk mengantar Pak Man ke rumah sakit," bener warga Sidoderajat 14 RT 10 RW 3, Pedurungan itu.

Istri Saliman pun sempat menceritakan kejadian itu kepada Bambang.

Semula, Saliman beserta istri berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Supra hitam H 2182 CP.

Mereka hendak menyeberang perlintasan kereta api tak berpalang, dari Ngablak ke kampung dari Sidoderajat.

"Sebelum menyeberang, istrinya turun. Pak Man melajukan sepeda motor dekat rel. Kemudian tersambar kereta, Pak Man terpental 10 meter," bebernya.

Informasi yang dihimpun Tribunjateng.com, kereta api yang dimaksud adalah Maharani asal Surabaya.

Saliman pun masih dirawat di UGD RS Sultan Agung.

Dia warga Bugen Kidul RT 5 RW 1 Muktiharjo Kidul. (*)

Related Posts :