Insiden yang ditimbulkan akibat sahur on the road kembali terjadi. Kali ini, penusukan anggota TNI di kawasan Kemayoran yang berlangsung pada Minggu (18/6) dini hari. Berlanjut, di lokasi yang sama, penabrakan sebuah mobil kepada sejumlah orang yang menewaskan satu pemuda. Hanya selang beberapa jam dari insiden penusukan tersebut.
Menanggapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menegaskan, sudah berkali-kali melarang adanya sahur on the road. Sebab, lebih banyak membawa petaka ketimbang manfaatnya.
"Aku sudah bilang apa berkali-kali dengan tegas, lawan, jangan sahur on the road seperti itu. Itu bukan sahur, ya itu on the roadnya aja, jadi cuma keliling tidak jelas," kata Djarot saat menghadiri buka puasa bersama di DPD PDIP, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (18/6).
Mantan Wali Kota Blitar itu khawatir, jika kegiatan Sahur On The Road seperti itu akan menimbulkan kelompok geng motor yang akhirnya meresahkan warga DKI Jakarta.
"Itu bukan sahur, ya itu on the road, jadi cuma keliling-keliling aja, mana sahurnya? Makanya berkali-kali saya sampaikan bahwa itu rawan, rawan kejahatan, rawan maraknya geng motor. Karena bukan sahurnya, on the road-nya itu loh yang kita larang, takut meresahkan warga nantinya," tegas Djarot kepada wartawan.
Sebelumnya, Djarot memang sudah melarang kegiatan Sahur On The Road seperti itu. Menurutnya, Pemprov sudah melakukan koordinasi bersama pihak kepolisian untuk melakukan tindakan jika ada yang melanggar.
"Sebelumnya kan sudah saya imbau, kegiatannya juga sudah lumayan berkurang," pungkas Djarot. [rnd]