Jerman untuk pertama kalinya membuka sebuah masjid yang berada di dalam kompleks gereja kristen protestan di Berlin. Mereka menyebutnya sebagai masjid 'liberal' lantaran semua aliran termasuk suni, syiah dan lainnya boleh beribadah secara bersama-sama di tempat ini.
Masjid bernama Masjid Ibnu Rushdi Goethe ini merupakan masjid pertama yang dibuka untuk umum tanpa membedakan apa aliran mereka. Bahkan suni dan syiah pun diperbolehkan untuk beribadah secara bersama-sama tanpa menganggu satu sama lainnya.
"Proyek ini lama tertunda, tapi sekarang akhirnya terwujud. Kami sangat senang sekali," jelas seorang aktivitas perempuan di Jerman, Seyran Ates yang selama delapan tahun menghampanyekan adanya tempat ibadah muslim di Jerman.
Masjid ini berada di lantai tiga gedung gereja kristen protestan di Berlin (Getty Images via Daily Mail)
Dalam kampanyenya, ia juga ingin memperlihatkan wajah islam yang ramah. Berbeda dengan mereka yang melakukan sejumlah aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama.
Kepada surat kabar Der Spiegel, ia menjelaskan bahwa ke depannya, ia juga berencana untuk membangun masjid yang benar-benar permanen. Masjid ini akan berisi sejumlah ruangan tempat ibadah yang dibuat untuk masing-masing aliran dalam Islam. Sehingga mereka bisa beribadah dengan tenang tanpa mengganggu satu sama lainnya.
Di Jerman ada sekitar empat juta umat muslim yang sebagian besar berasal dari Turki, negara balkan, timur tengah serta afrika utara.
Sebagaian besar diantaranya datang sejak tahun 1960an sebagai pekerja. Mereka bekerja di Jerman untuk membantu membangun kembali kota yang porak poranda akibat perang dunia kedua. Setelah proyek selesai, beberapa diantaranya dikirim kembali ke tempat asalnya. Namun tak sedikit yang memilih tinggal.
Terkini, Jerman juga telah menerima lebih dari satu juta pengungsi muslim sejak tahun 2015. Sebagian besar merupakan muslim yang berasal dari negara-negara konflik semisal Suriah, Irak dan Afghanistan. (*)
