Dikucilkan Negara Teluk, Qatar Beli F-15 dari AS Senilai Rp 160 T

Reuters Pembelian pesawat F-15 dilakukan dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan Qatar, Khalid Al Attiyah, dan mitranya dari Amerika, Jim Mattis, di Washington, hari Rabu (14/06).

Ketika tengah 'dikucilkan' oleh negara-negara tetangga di kawasan Teluk, Qatar menyepakati pembelian pesawat-pesawat tempur F-15 senilai US$ 12 miliar atau sekitar Rp 160 triliun.

Menurut kantor berita resmi Qatar QNA, pembelian pesawat-pesawat F-15 dilakukan dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan Qatar, Khalid Al Attiyah, dan mitranya dari Amerika, Jim Mattis, di Washington, hari Rabu (14/06).

Attiyah dikutip mengatakan bahwa perjanjian pembelian peralatan militer menggarisbawahi 'komitmen Qatar untuk meningkatkan kerja sama strategis dengan negara-negara sahabat dan dengan Amerika Serikat dalam memerangi ekstremisme dan mewujudkan perdamaian dan stabilitas kawasan'.

Pembelian peralatan militer oleh Qatar disepakati setelah beberapa pekan lalu Saudi membeli persenjataan dari Amerika senilai lebih dari US$100 miliar.

Tujuh negara Arab putuskan hubungan diplomatik: Ada apa dengan Qatar?
Krisis Qatar: Empat faktor kejengkelan tetangga Arab
Pengucilan Qatar: Mengapa Indonesia 'menghadapi dilema?'
Langkah Saudi dan beberapa negara ini didukung oleh Presiden Donald Trump, bahkan ia mengatakan ia punya andil dalam 'pengucilan' Qatar setelah dalam lawatan di Timur Tengah belum lama ini ia menyerukan tekanan yang lebih besar bagi mereka yang mendukung organisasi teroris.

Pemerintah di Doha sudah membantah tuduhan negara-negara tetangga mereka di Timur Tengah.

Pemutusan diplomatik berimbas pada penutupan wilayah udara bagi maskapai penerbangan Qatar. Jalur perbatasan darat Saudi-Qatar yang selama ini dipakai sebagai pintu masuk barang-barang impor ke Qatar, termasuk makanan, juga ditutup.

Media Qatar, Al Jazeera, mengatakan kesepakatan pembelian pesawat F-15 bisa dibaca sebagai 'pesan yang tidak konsisten' dari Washington dalam menghadapi krisis di Timur Tengah.

Menurut Al Jazeera, Menlu AS Rex Tillerson mencoba untuk netral namun di sisi lain Presiden Trump, melalui serangkaian cuitan di Twitter, 'bersuara keras' terhadap Qatar.

Pangkalan militer terbesar AS di Timur Tengah berada di Qatar yang ditempati tak kurang dari 11.000 personel. Dari pangkalan militer Al-Udeid ini AS mengoperasikan lebih dari 100 pesawat.